gambar sakramen pengurapan orang sakit

Sakramen Baptis menghasilkan buah atau rahmat yaitu: 1) Menghapuskan dari segala dosa, 2) Dilahirkan kembali menjadi anak Allah, 3) Mendapat rahmat pengudusan dan pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya, 4) Ikut ambil bagian dari tugas Gereja, dan 5) Dimateraikan yang menandakan menjadi milik Kristus selama-lamanya.
Simpandan bagikan gambar favorit Anda bebas royalti, dan masih banyak lagi. Daftar. Daftar. Sudah menjadi anggota? Deskripsi Gambar. Nama Gambar. Sakramen Tobat Dan Pengurapan Orang Sakit: Dalam Kitab Hukum Kanonik Book By Dr. Ardus Jehaut - Gramedia Digital. Tipe Gambar. jpg. Dimensi Gambar. 1157 x 760 px. Besaran Gambar. 132.96 KiB
A. Sakramen Baptis Suatu kelompok yang didirikan secara resmi dan telah terorganisir dengan baik, untuk menerima anggota baru biasanya memiliki persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Persyaratan itu dapat saja berbeda-beda antarkelompok yang satu dengan yang lainnya. Gereja sebagai persekutuan, juga mempunyai persyaratan bagi setiap orang yang ingin bergabung menjadi anggota-Nya. Syarat utamanya ialah orang tersebut harus memiliki iman kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Bila persyaratan tersebut sudah dipenuhi, maka penerimaan menjadi anggota Gereja itu dinyatakan dalam upacara Sakramen Baptis. Sakramen Baptis merupakan sakramen dasar bagi orang Kristiani, dengan dibaptis berarti orang bergabung menjadi anggota Gereja. Setelah kebangkitan, Yesus memberikan tugas perutusan kepada para rasul untuk membaptis Mat 2819. Maka sejak Pentakosta Gereja melayani Sakramen Pembaptisan kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus. Doa Untuk mengawali kegiatan belajarmu, ungkapkanlah doa berikut ini. Tuhan Yesus sang terang dan keselamatan dunia, irman-Mu adalah terang bagi kami. Pada hari ini kami akan belajar memahami makna sakramen baptis yang telah Engkau berikan kepada kami. Ajarlah kami Tuhan, agar kami dapat mengikuti pelajaran ini dengan baik. Semoga kami mampu untuk mengalami hidup baru dan menjadi terang bagi dunia. Demi Kristus Tuhan kami. 1. Memahami Sakramen Baptis secara Katolik 1. Nyanyikanlah lagu berikut ini. Syukur Kepada-Mu, Tuhan Syukur kepada-Mu Tuhan, sumber segala rahmat. Meski kami tanpa jasa, Kau pilih dan Kau angkat Dosa kami Kau ampuni, Kau beri hidup Ilahi, Kami jadi putra-Mu. Kami hendak mengikuti jejak Yesus Sang Abda; Mengamalkan cinta bakti di masyarakat kami Syukur kepada-Mu, Tuhan, atas Baptis yang mulia Tanda rahmat dan iman. Sumber Puji Syukur No. 592 Lagu ini selalu dinyanyikan untuk mengiringi pembaptisan. Lagu ini mengungkapkan rasa syukur atas rahmat pembaptisan yang telah diberikan. 2. Kini amatilah beberapa gambar pembaptisan berikut ini. Sumber Sumber Gambar Baptisan bayi Gambar Baptisan dewasa Dalam Gereja ada berbagai macam bentuk atau cara pembaptisan apalagi antar gereja yang ada di Indonesia ini. Kita harus saling menghargai adanya keanekaragaman bentuk dan cara pembaptisan itu, yang lebih utama di sini adalah 3. Kini cobalah untuk lebih mendalami akan pembaptisan, rumuskan beberapa pertanyaan sehubungan dengan gambar-gambar yang kamu amati tadi. 4. Bentuklah kelas menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok melakukan studi pustaka atau melakukan wawancara dengan guru yang beragama Katolik sehubungan dengan pertanyaan yang telah dirumuskan. 5. Presentasikanlah hasil rumusan yang telah kamu dapatkan baik dari studi pustaka maupun dari wawancara tadi. 2. Memahami Makna Sakramen Baptis Berdasarkan Kitab Suci Bacalah teks Kitab Suci berikut ini dengan cara 1. Duduklah dengan tenang, buatlah suasana hening. 2. Bacalah teks Kitab Suci secara perlahan, sembari membayangkan bahwa kamu hadir dalam peristiwa tersebut, dengan ambil bagian sebagai salah satu tokoh dalam peristiwa Kitab Suci itu. Kis 237-47 37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” 38 Jawab Petrus kepada mereka “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. 39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” 40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” 41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. 42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. 3. Ungkapkanlah pengalamanmu dalam membaca teks Kitab Suci tadi dengan bantuan pertanyaan a. Kamu berperan menjadi siapakah dalam bacaan tadi? b. Bagaimana perasaanmu pada waktu berperan tadi? c. Apa makna Sakramen Baptis bagimu? Untuk Dipahami • Gereja sebagai persekutuan, juga mempunyai persyaratan bagi setiap orang yang ingin bergabung menjadi anggota-Nya. Syarat utamanya ialah orang tersebut harus memiliki iman kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Bila persyaratan tersebut sudah dipenuhi, maka penerimaan menjadi anggota Gereja itu dinyatakan dalam upacara Sakramen Baptis. Sakramen Baptis merupakan sakramen dasar bagi orang Kristiani, dengan dibaptis berarti orang bergabung menjadi anggota Gereja. Setelah kebangkitan, Yesus memberikan tugas perutusan kepada para rasul untuk membaptis Mat 2819. Maka sejak Pentakosta Gereja melayani Sakramen Pembaptisan kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus. • Seseorang yang ingin menjadi murid Kristus, syarat utamanya adalah harus percaya atau beriman kepada Yesus Kristus. Bagaimana mungkin orang yang tidak percaya dapat mengimani Kristus? • Percaya, terlebih beriman tidak berarti hanya sekedar mengetahui, melainkan percaya dan hidup sesuai dengan ajaran-Nya dan berupaya untuk mewujudkan ajaran-Nya dalam kehidupan nyata sehari-hari. • Sakramen Baptis menghasilkan buah atau rahmat yaitu 1 Menghapuskan dari segala dosa, 2 Dilahirkan kembali menjadi anak Allah, 3 Mendapat rahmat pengudusan dan pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya, 4 Ikut ambil bagian dari tugas Gereja, dan 5 Dimateraikan yang menandakan menjadi milik Kristus selama-lamanya. 3. Releksi Dengan dibaptis, kita dihapuskan dari segala dosa kita, kita dijadikan menjadi milik Kristus, kita mendapat rahmat pe-ngudusan dan pembenaran yang mempersatukan kita dengan Kristus dan Gereja-Nya, dan kita diajak untuk ikut ambil bagian dari tugas Gereja. - Sebagai milik Kristus yang telah dihapuskan dari dosa kita karena Pembaptisan. Apakah perilaku kita sungguh me-nampakkan kasih Kristus? - Setelah dibaptis, kita juga diminta untuk ikut ambil bagian dari tugas Gereja. Tugas apa sajakah yang dapat kita la-kukan? Tuliskanlah hasil releksimu dalam buku catatan! Doa Akhirilah kegiatan belajarmu dengan berdoa bersama. Bapa yang penuh belas kasih, puji dan syukur kembali kami haturkan ke hadirat-Mu. Kami telah Kau bimbing dalam belajar hari ini. Mohon bimbingan-Mu Bapa, agar kami dapat semakin menghayati tugas kami, sebagai anak-anak yang telah menerima baptisan. Semoga kami dapat menjalani tugas kami sebagai anak-Mu, dengan senantiasa berpegang pada irman-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. B. Sakramen Ekaristi Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani LG11 berarti bahwa dalam seluruh pelayanan Gereja dirayakan dengan Sakramen Ekaristi. Di sinilah tampak jelas bahwa Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri di mana Kristus telah mempersembahkan diri-Nya kepada Bapa untuk kita, agar kita pun ikut ambil bagian dalam pengorbanan diri-Nya, dan Dia telah memberikan diri-Nya bagi kita sebagai roti hidup sepanjang ziarah kita di dunia ini menuju kepada Bapa. Dengan pemahaman kesadaran seperti itulah maka hendaknya kita dapat mendewasakan iman kita dengan mengetahui cara berdoa yang baik menghormati sakramen mahakudus dan keterlibatan aktif umat beriman dalam Perayaan Ekaristi amat penting, karena untuk mengungkapkan dengan lebih jelas bahwa pada dasarnya Perayaan Ekaristi adalah perayaan umat bersama. Pada bagian ini kita akan belajar bersama tentang makna ekaristi bagi hidup kita dan bagaimana mengikuti Perayaan Ekaristi dengan baik. Doa Awalilah kegiatan belajarmu dengan mohon berkat Tuhan, ungkapkanlah doa berikut ini. Tuhan Yesus yang Mahabaik, Engkau adalah Allah yang turun ke dunia untuk menebus dosa-dosa manusia. Kami anak-anak-Mu berkumpul di kelas ini, untuk memahami sakramen yang Engkau berikan kepada kami, yaitu sakramen yang pernah Kau lakukan bersama murid-murid-Mu, dalam perjamuan malam terakhir. Terangilah kami, ya Yesus, agar kami dapat memahami makna sakramen Ekaristi ini, sehingga kelak kami semakin menghayati cinta-Mu, melalui sakramen Maha Kudus. Demi Kristus Tuhan kami. Amin. 1. Memahami Ekaristi sebagai Upacara Syukur 1. Masuklah dalam kelompok kecil, lalu masing-masing anggota kelompok diminta untuk berbagi pengalaman keterlibatan dalam mengikuti kegiatan di Gereja, dan pengalaman mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja. 2. Amatilah gambar berikut ini dan berilah keterangan dari gambar tersebut. Sumber Dokumen Kemdikbud Sumber Dokumen Kemdikbud Sumber Dokumen Kemdikbud Sumber Sumber Dokumen Kemdikbud Gambar ... Gambar ... Gambar ... Gambar ... Gambar ... 3. Setelah berbagi pengalaman dan mengamati gambar tersebut, rumuskanlah be-berapa pertanyaan, guna semakin mengenal dan mendalami Sakramen Ekaristi. 4. Pertanyaan yang telah dirumuskan didalami bersama dalam kelompok kemudian didiskusikan/dipresentasikan. 2. Memahami Perjamuan Malam Terakhir sebagai Dasar dari Sakramen Ekaristi Dasar dari Sakramen Ekaristi adalah Peristiwa Perjamuan Malam Terakhir yang dilakukan Yesus bersama dengan murid-murid-Nya. Perjamuan tersebut merupakan perjamuan perpisahan yang dilakukan oleh Yesus bersama dengan murid-murid-Nya. Bagaimanakan kisah dalam perjamuan malam terakhir itu? Simaklah bacaan Kitab Suci berikut ini. Penetapan Perjamuan Malam Luk 22 14-23 14 Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. 15 Kata-Nya kepada mereka “Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. 16 Sebab Aku berkata kepadamu Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah.” 17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata “Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. 18 Sebab Aku berkata kepada kamu mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.” 19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” 20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. 21 Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini. 22 Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!” 23 Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat 1. Untuk lebih meresapkan isi bacaan Kitab Suci diatas, cobalah untuk mengulang kembali bacaan Kitab Suci tersebut dengan cara a. Duduklah dengan tenang, buatlah suasana hening. b. Bacalah teks Kitab Suci secara perlahan, sembari membayangkan bahwa kamu hadir dalam peristiwa tersebut, dengan ambil bagian sebagai salah satu tokoh dalam peristiwa Kitab Suci itu. 2. Setelah itu, carilah satu orang teman untuk berdiskusi secara berpasangan, dengan pertanyaan diskusi berikut ini a. Mengapa Yesus mengadakan Perjamuan Malam Terakhir? b. Apa saja yang dilakukan Yesus dalam peristiwa tersebut? c. Berdasarkan bacaan tersebut, bagaimana hubungan antara Perjamuan Malam Terakhir dan Perayaan Sakramen Ekaristi dalam Gereja sekarang? 3. Presentasikan hasil diskusi dari kelompok kalian. Untuk Dipahami • Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus tidak ditujukan pada kelompok atau golongan tertentu, tetapi ditujukan untuk semua orang. Ia merangkul semua orang yang baik maupun yang jahat agar dapat merasakan keselamatan. Yesus tidak mau merangkul hanya sekelompok orang dan menyingkirkan kelompok yang lainnya. Ia akrab dengan semua orang. Bahkan Yesus mau bergaul dengan orang-orang yang dianggap berdosa. • Syukuran merupakan kegiatan yang biasa dilakukan dalam masyarakat kita. Biasa-nya orang mensyukuri peristiwa-peristiwa penting dalam hidupBiasa-nya, terlebih syukuran atas peristiwa yang menyenangkan. Biasanya, syukuran diakhiri dengan perjamuan makan bersama. Makanan yang tersaji sama dan mereka semua memakan makanan yang telah disediakan bersama-sama. • Begitulah dengan Perayaan Ekaristi. Sebagai ungkapan syukur atas karya dan pengorbanan Yesus Kristus. Ekaristi berasal dari bahasa Yunani yakni eucharistien yang berarti puji syukur, dan kegembiraan dengan demikian kita memandang ekaristi sebagai a Syukuran dan pujian kepada Bapa, b Kenangan akan kurban Kristus dan tubuh-Nya, c Kehadiran Kristus oleh kekuatan perkataan-Nya dan Roh-Nya. • Seperti halnya perayaan syukur, Perayaan Ekaristi juga memiliki urutan tata upacara yang baku dan tetap. • Sebelum menderita sengsara, Yesus mengadakan perjamuan bersama para murid-Nya sebagai tanda perpisahan yang kita kenal dengan “Perjamuan Malam Terakhir”. • Sesuai dengan pesan Yesus pada perjamuan terakhir itu, maka Perjamuan Tuhan itu diteruskan oleh Gereja hingga kini dalam bentuk Perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi mengenangkan sekaligus menghadirkan kembali tindakan penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus kepada umat manusia sekaligus mensyukurinya. • Dengan demikian, bagi Gereja sekarang, ekaristi pertama-tama merupakan Ucapan Syukur dan Pujian Kepada Bapa. Kita bersyukur kepada Allah atas segala kebaikan-Nya untuk segala sesuatu yang Ia laksanakan dalam penciptaan, penebusan, dan pengudusan. 3. Releksi Kita sering mengikuti perjamuan Tuhan dalam Perayaan Ekaristi, baik di Gereja, di sekolah, di lingkungan dan sebagainya. - Sejauh ini apakah kamu sudah merasa cukup memahami makna Perayaan Ekaristi? - Seberapa besarnya minat kamu untuk mengikuti Perayaan Ekaristi? - Apa motivasi atau alasan kamu mengikuti Perayaan Ekaristi? - Bagaimana dengan sikapmu selama ini ketika mengikuti Perayaan Ekaristi? - Apa saja yang menarik dalam mengikuti Perayaan Ekaristi? Tuliskanlah hasil releksimu dalam buku catatan! Doa Akhirilah kegiatan belajarmu dengan berdoa bersama. Ya, Allah Bapa yang penuh kasih, kami bersyukur kepada-Mu, karena karunia kasih-Mu, kami dapat merasakan kasih Yesus yang hadir dalam Sakramen Maha Kudus. Ajarlah kami, ya Bapa, agar kami senantiasa memahami dan mengimani, kehadiran Kristus Putera-Mu dalam Sakramen Maha Kudus. Semoga kami mampu menjaga iman kami ini, sampai kami harus mempertanggungjawabkan ini semua kehadapan-Mu. Demi Kristus Tuhan dan Juru Selamat kami. C. Sakramen Penguatan/Krisma Sakramen penguatan adalah sakramen kedewasaan, pemantapan. Dengan me-nerima sakramen ini orang dianggap sudah dewasa dalam iman. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat bahwa ciri orang yang dewasa antara lain bertanggung jawab, mampu membedakan yang baik dan jahat, mandiri, mampu mengambil keputusan dengan bijak, mampu mengendalikan diri, tidak mudah terbawa arus, dan sebagainya. Sakramen penguatan adalah sakramen yang memberi Roh Kudus supaya mengakarkan kita lebih kuat dalam persekutuan anak-anak Allah, menggabungkan kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan kita dengan Gereja, membuat kita mengambil bagian yang lebih banyak dalam perutusannya dan membantu kita supaya memberi kesaksian iman kristen dengan perkataan dan perbuatan. KGK 1316 Doa Awalilah kegiatan belajarmu dengan berdoa bersama. Allah Bapa yang Mahabaik dan penuh kasih, kami bersyukur kepada-Mu, karena Putera-Mu menganugerahkan Roh Kudus bagi kami. Sehingga melalui Roh Kudus Engkau senantiasa akan menyertai kami. Ya, Roh Kudus, hadirlah disini, penuhilah hati kami dengan roh kasih-Mu. Bimbinglah kami, sehingga dapat memahami makna kehadiran-Mu, dan juga peran-Mu dalam sakramen krisma, yang akan kami pelajari hari ini. Engkau kami puji ya Bapa, bersama Putera dan Roh kudus, kini dan sepanjang masa. Amin. 1. Memahami Makna Sakramen Penguatan Dalam adat tertentu, untuk memasukkan seseorang dalam kelompok orang yang sudah dewasa, harus dilalui dengan adanya upacara tertentu. Upacara tersebut merupakan serangkaian acara atau kegiatan yang harus diikuti oleh seseorang, sehingga ketika mereka telah berhasil untuk menyelesaikannya, maka mereka dapat dimasukkan dalam golongan orang yang sudah dewasa. Salah satu upacara adat tersebut adalah upacara adat yang dilakukan oleh Suku Dani di Irian Jaya. Cobalah kalian untuk membaca kisahnya berikut ini! 1. Untuk memasukkan seseorang dalam kelompok orang yang sudah dewasa, Suku Dani melakukan upacara inisiasi yang berlangsung sampai dengan sembilan hari. Demikian pula dalam Gereja Katolik. Dalam Gereja Katolik, untuk memasukkan seseorang ke dalam kelompok orang yang sudah dewasa dalam hal iman melalui suatu upacara inisiasi resmi yang diselenggarakan oleh Gereja dan mengikuti suatu tata upacara yang resmi dan baku dan resmi dari Gereja. Upacara tersebut disebut dengan Upacara Sakramen Penguatan/ Sakramen Krisma. Jadilah Besar Di kalangan masyarakat Suku Dani di Irian Jaya, dikenal suatu tradisi inisiasi yang selalu dilakukan untuk menandai seseorang yang akan disebut dewasa. Inisiasi Suku Dani berlangsung selama sembilan hari. Inisiasi diawali dengan menekankan moncong seekor anak babi kecil ke perut anak yang diinisiasi. Tindakan ini menjadi tanda bahwa mulai saat itu si anak harus melakukan pantang makan makanan tertentu. Anak-anak yang diinisiasi, secara ritual harus pergi mandi supaya lepas dari ketergantungan terhadap ibu-ibu mereka. Mereka mendapatkan koteka yang pertama dan seutas tali kecil yang digantung di atas anus. Perhiasan-perhiasan yang lama diganti dengan yang baru. Mereka kemudian diberi makan daging babi dan diberi koteka mereka yang baru dilemaki. Sementara itu, semua orang yang hadir berteriak, “Jadilah besar!”. Anak-anak yang diinisiasi ditempatkan dalam suatu rumah khusus, terpisah dari orang tua mereka. Lalu semua anak laki-laki yang lain melakukan penyerangan semu terhadap tempat/rumah tersebut. Meskipun takut, anak-anak itu harus menangkal serangan itu, dibantu oleh para pengantar mereka. Mereka ditawari daging babi, tetapi ketika mereka mau, orang itu tidak mau memberikannya. Mereka menari-nari sepanjang malam dan berjaga sampai keesokan harinya. Mereka tidak boleh minum sebelum sore hari berikutnya. Pada hari ketiga sekali lagi mereka mengalami pertempuran semu, dan kali ini dilakukan oleh para pengantar mereka sendiri. Jika mereka hendak beristirahat di dekat api, mereka diusir. Dua hari berikutnya anak-anak itu harus pergi mengemis daging dengan menyanyi ke desa-desa tetangga. Pada hari ketujuh, mereka harus memanjat sebatang pohon. Kemudian di bawah pohon itu orang-orang membuat api dengan asap tebal. Mereka seperti dipanggang dan hampir mati lemas, namun harus kembali dengan selamat. Setelah itu mereka diberi pelajaran memanah untuk menyiapkan mereka mencari nakah. Mereka juga harus pergi mencari kayu bakar untuk diberikan kepada ibu mereka masing-masing. Anak perempuan mendapatkan kalung bertali kecil dilehernya. Setiap anak perempuan dihembusi oleh orang tuanya, disertai harapan “semoga kamu hidup terus”. Dengan demikian, berakhirlah upacara inisiasi. 2. Amatilah gambar berikut ini! Sumber Gambar Sakramen penguatan 3. Setelah mengamati gambar tersebut, rumuskanlah beberapa pertanyaan sehu-bungan dengan upacara dalam cerita Suku Dani dan Upacara Sakramen Penguatan tersebut. 4. Diskusikan dengan temanmu dari pertanyaan yang telah dirangkum bersama guru. 2. Memahami Makna Sakramen Penguatan/Krisma Berdasarkan Ajaran Gereja dan Kitab Suci Gereja Katolik melaksanakan pemberian Sakramen Krisma kepada umat yang telah dinyatakan dewasa dalam hal iman, setelah mereka melalui beberapa persyaratan dan kegiatan. Adapun makna dari Sakramen Krisma dapat kita lihat dalam ajaran Gereja dan dalam bacaan Kitab Suci berikut ini. KGK 1316 Penguatan menyempurnakan rahmat Pembaptisan. Itu adalah Sakramen yang memberi Roh Kudus, supaya mengakarkan kita lebih kuat dalam persekutuan anak-anak Allah, menggabungkan kita lebih erat dengan Kristus, memperkuat hubungan kita dengan Gereja, membuat kita mengambil bagian yang lebih banyak dalam perutusannya, dan membantu kita, supaya memberi kesaksian iman Kristen dengan perkataan dan perbuatan. Kisah Para Rasul 21-13 1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dimana mereka duduk; 3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. 5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit.
  1. Υվ нтэዝутоւ ፎλиσаսе
  2. ጯврሪֆէποቅ уբуճец икυብօτо
    1. ጁይавιпрըк ሰጻк
    2. Циξոδጨщ емትшоσиδ ሪιбрէሕэሙሙ αцевсዞկι
    3. ዶекилелифο ե
    4. Ղашилиጳ рсօпист ηሉምοዘо օ
  3. Мυնኇбէኤና ቅочяфοжяզ ቫጣ
    1. Дуղаснуρ иγаςу
    2. Ховрኜмናմօሟ хибոλիչα итаμеж
    3. Брըξо еմևриктаտ ιդуሣεዔ и
    4. Сн пуξխрըдра
ApakahAnda mencari gambar tentang Gambar Sakramen Pengurapan Orang Sakit? Jelajahi koleksi gambar, foto, dan wallpaper kami yang sangat luar biasa. Gambar yang baru selalu diunggah oleh anggota yang aktif setiap harinya, pilih koleksi gambar lainnya dibawah ini sesuai dengan kebutuhan untuk mulai mengunduh gambar.
Sejarah Sakramen Pengurapan Orang Sakit dalam KatolikAwal Mula Sejarah Sakramen Pengurapan Orang Sakit1. Gereja Perdana2. Abad Kelima3. Periode Patristik4. Periode Carolingan5. Abad Keduabelas6. Abad Keenambelas7. Tahun 19838. Masa – Sakramen pengurapan orang sakit. Salah satu sakramen yang ada dalam kepercayaan Katolik adalah pengurapan orang sakit. Sakramen dalam gereja Katolik ini masuk dalam kategori ini ditujukan untuk mereka yang ingin mendapatkan pemulihan secara jasmani atau rohani. Selain itu sakramen ini juga untuk pengurapan orang sakit atau sakramen minyak suci untuk mendapatkan pengampunan dari ini memiliki tujuan penyembuhan dan pengampunan adalah karena berasal dari karya dan kehidupan Yesus Kristus. Seperti dijelaskan dalam Injil bahwa kita bsia mengetahui banyak mukjizat Yesus untuk menyembuhkan dan mengampuni orang lebih mengenal lagi tentang asal usul, sejarah, awal mula, penyebab adanya sakramen pengurapan orang sakit bisa dilihat pada pembahasan di bawah ini. Anda bisa menyimak ulasan lengkapnya pada uraian Mula Sejarah Sakramen Pengurapan Orang SakitSejarah sakramen ini bermula pada masa sejarah gereja perdana, kemudian berlanjut pada periode carolingan, hingga masa kini. Selengkapnya silahkan simak pembahasan Gereja PerdanaMurid-murid Yesus telah mengusir banyak setan, mengoleaskan banyak orang sakit dengan minyak serta menyembuhkan mereka. Ini merupakan contoh praktek prngurapan orang sakit pada gereja pada saat itu pengurapan dilakukan bukan dalam bentuk sakramen, melainkan hanya pelayanan biasa saja. Kemudian Korespondensi Paulus menganggap hal itu sebagai karunia penyembuhan yang bersifat karismatik, sedangkan Yakobus lebih mengartikan praktek tersebut sebagai sebuah pelayanan penyembuhan bersifat ini berlanjut selama periode patristik awal, karena pada abad ketiga dan keempat, Origen dan John Chrysostom menafsirkan surat Yakobus sebagai penyembuhan yang cenderung ke arah spiritual dibanding menganggap bahwa Tuhan merupakan orang Yahudi dan pasti akan merasa asing dengan istilah penyembuhan fisik atau spritual. Selain itu mereka juga berpendapat bahwa Yesus mungkin akan memandang penyembuhan sebagai salah satu hal yang mempengaruhi keseluruhan pribadi Abad KelimaPenggunaan minyak tidak digunakan oleh imam saja, orang awam juga boleh menggunakannya kapan saja mereka butuhkan. Seiring perkembangan zaman, pendapat tentang makna pengurapan orang sakit juga semakin berkembang yang menjadi lebih Periode PatristikDi masa ini, penyembuhan yang sebenarnya bisa didapat dari doa orang beriman serta pengurapan menggunakan minyak suci. Ketika itu didominasi oleh minyak sudi dan banyak orang menganggap minyak suci sebagai obat dari tentu saja percaya akan kekuatan minyak pengurapan untuk menyembuhkan sakit, sehingga penggunaannya menjadi tidak teratur. Mereka mengurapi satu sama lain dan mengoleskan minyak urapan pada bagian yang sakit tanpa disertai Periode CarolinganPada masa periode carolingan terjadi perubahan lagi mengenai makna dan artinya. Perubahan ini bermula dengan dibentuknya ritual penyembuhan bagi pastur yang sedang sekarat. Ritual ini diawali dengan penerimaan sakramen tobat dan dilanjutkan sakramen pengurapan orang itu pada abad kesepuluh, pengurapan ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang mendekati kematian. Sampai akhirnya banyak yang menamakan sakramen ini sebagai sakramen Abad KeduabelasPraktis pengurapan dengan minyak suci tidak hanya dioleskan pada bagian yang sakit saja. Melainkan juga pada indera manusia sehingga mencerminkan gagasan bahwa indera adalah penyebab Fransiskan berspekulasi bahwa sakramen pengurapan khusus untuk mengampuni dosa hina. Sementara itu teolog Domanika merasa sakramen ini bertujuan untuk menghapus sisa dosa, yakni kebiasaan buruk yang mungkin masih tetap Abad KeenambelasDi masa ini, Konsili Trente berusaha mengembalikan makna sakramen pengurapan orang sakit ke makna semula. Uskup menolak proposal yang berisi pembatasan pengurapan orang sakit hanya kepada mereka yang dalam keadaan sekart draf terakhir proposal menyatakan sakramen ini bisa digunakan oleh mereka yang sakit, terutama mereka yang sedang dalam keadaan darurat. Meski demikian rupanya orang-orang masih menganggap sakramen pengurapan hanya diperuntukkan bagi mereka yang dalam keadaan sekarat Tahun 1983Kitab Hukum Kanon berbicara mengenai pengurapan orang sakit sebagai satu unsur dalam pemeliharaan pastoral orang yang sakit. Sakramen ini tidak hanya dipahami sebagai penyembuhan saja melainkan juga tersebut juga mengacu pada makna penyembuhan gereja mula-mula, yaitu penyembuhan pribadi secara keseluruhan. Kita juga bisa mengingat kembali kisah Yesus yang mengampuni dosa saat menyembuhkan, ini yang mendasari sakramen minyak suci dimaknai secara lebih Masa KiniSekarang sakramen pengurapan orang sakit kembali diperuntukkan bagi orang yang kesehatannya terganggu atau mereka yang lemah di usia lanjut. Jadi, untuk melakukan sakramen ini tidak harus menunggu sampai dalam keadaan darurat untuk mencegah adanya pandangan bahwa sakramen ini khusus bagi mereka yang mau itu sakramen ini juga bisa dilakukan berkali-kali jika penyakitnya kambuh setelah diurapi, penyakit menjadi tambah parah, dan orangtua yang kondisinya lemah. Untuk menghindari penyalahgunaan sakramen ini, gereja Katolik memberi aturan hanya bisa diberikan bagi mereka yang kesehatannya terganggu atau ada alasan kuat KataSekian dulu pembahasan dari kami mengenai awal mula sakramen pengurapan orang sakit. Mudah-mudahan dapat menambah wawasan yang baik untuk kita dalam memperdalam Reformasi Gereja Martin LutherTujuan Perjamuan Kudus dalam ProtestanAyat Alkitab Tentang Berserah kepada Tuhan
\n\ngambar sakramen pengurapan orang sakit
Apakahorang Kristen percaya pada 7 Sakramen? Pada Konsili Trente (1545-63), Gereja Katolik Roma secara resmi menetapkan jumlah sakramen menjadi tujuh : baptisan, penguatan, Ekaristi, penebusan dosa, tahbisan suci, perkawinan, dan pengurapan orang sakit. Teologi gereja-gereja Ortodoks Timur juga menetapkan jumlah sakramen pada tujuh .
Pengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua. Dalam sakramen ini seorang imam mengurapi orang yang sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara ini. "Pengurapan orang sakit dapat dilayankan bagi setiap umat beriman yang, karena telah mencapai penggunaan akal budi, mulai berada dalam bahaya yang disebabkan sakit atau usia lanjut" kanon 1004; KGK 1514. Baru menderita sakit ataupun makin memburuknya kondisi kesehatan membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh seseorang. Rincian The Seven Sacraments 1445 oleh Rogier van der Weyden menunjukkan sakramen Extreme Unction atau Anointing of the Sick. Dalam tradisi Gereja Barat, sakramen ini diberikan hanya bagi orang-orang yang berada dalam sakratul maut, sehingga dikenal pula sebagai "Pengurapan Terakhir", yang dilayankan sebagai salah satu dari "Ritus-Ritus Terakhir". "Ritus-Ritus Terakhir" yang lain adalah pengakuan dosa jika orang yang sekarat tersebut secara fisik tidak memungkinkan untuk mengakui dosanya, maka minimal diberikan absolusi, yang tergantung pada ada atau tidaknya penyesalan si sakit atas dosa-dosanya, dan Ekaristi, yang bilamana dilayankan kepada orang yang sekarat dikenal dengan sebutan "Viaticum", sebuah kata yang arti aslinya dalam bahasa Latin adalah "bekal perjalanan".
SimbolSakramen Orang Sakit dalam Gereja Katolik. Langsung saja tanpa banyak basa basi lagi, silahkan simak kumpulan contoh simbol sakramen orang sakit menuru gereja Katolik. Simak pembahasannya di bawah ini. 1. Minyak Urapan. Minyak urapan adalah simbol sakramen pengurapan orang sakit yang paling pentinng.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sakramen Pengurapan Orang Sakit SPOS adalah salah satu sakramen yang yang diterima oleh umat Kristiani. Sakramen ini, pada praktiknya kadang disalah mengerti. Banyak umat Kristiani memahami Sakramen Pengurapan Orang Sakit sebagai sakramen menuju kematian. Pemahaman ini kadang membuat orang takut untuk orang berpandangan bahwa sesudah menerima sakramen POS, orang tersebut akan mati. Alasan ini kemudian dipakemkan dan dijadikan sebagai suatu pemahaman yang diterima umum. Benarkah Sakramen Pengurapan Orang Sakit memiliki makna sebagai sebuah persiapan menuju kematian? Apakah dengan menerima Sakramen Pengurapan Orang Sakit, seseorang dipastikan meninggal?Tulisan ini sejatinya mau menunjukkan makna Sakramen Pengurapan Orang Sakit dan bagaimana pemahaman tentang makna itu ditunjukkan oleh Gereja. Kekeliruan mengenai pemahaman tentang makna Sakramen Pengurapan Orang Sakit kadang membuat umat takut atau enggan untuk menerima. Pemahaman yang sudah ditanam dalam pemikiran masing-masing umat adalah efek langsung dari penerimaan sakramen, yakni mempercepat dan memastikan kematian. Dalam tulisan ini, saya akan menunjukkan bagaimana Gereja - terutama melalui Konstitusi Pembaruan Liturgi Sacrosantum Concilium - memperlihatkan makna sakramen Pengurapan Orang Sakit yang sebenarnya dan bagaimana perbandingan antara pemahaman sebelum Konsili Vatikan II dan sesudah Konsili Vatikan II. Pertama-tama, penulis akan menggunakan metode studi tekstual - mencermati teks asli dalam bahasa Latin dari ritus sakramen ini, baik sebelum maupun sesudah Konsili Vatikan II; kedua, hasil proses pencermatan ini kemudian dilanjutkan dengan upaya memahami model-model pembaruan yang ditekankan dalam Konsili Vatikan II melalui Konstitusi Dogmatis Sacrosantum Concilium tentang Pembaruan Liturgi; dan pada bagian terakhir, penulis akan membandingkan transformasi - segi makna, teologi, ritus, pelayan, dll., - yang diterangkan melalui perbandingan sebelum dan sesudah Konsili Vatikan II. Tujuan dari semua proses pencermatan ini adalah agar umat dibantu untuk memperbarui makna sakramen Pengurapan Orang Sakit dan bagaimana ritus-ritus yang dibuat dipahami dengan Sakramen Pengurapan Orang SakitPelayanan sakramen-sakramen - ketujuh sakramen dalam Gereja Katolik - merupakan tanda nyata kehadiran Kristus dalam Gereja. "Dengan kekuatan-Nya, Kristus hadir dalam sakramen-sakramen sedemikian rupa, sehingga bila ada orang yang membaptis, Krsitus sendirilah yang membaptis" SC 7. Tanda nyata kehadiran Kristus justru dirasakan oleh Gereja melalui sakramen-sakramen, yakni ketujuh dalam sakramen-sakramen merupakan formasi lanjutan on going formation dari karya-karya Yesus dan wejangan-Nya kepada para murid, yakni seruan pembaptisan Mat 2819, ekaristi Luk 2215-20, atau kisah-kisah penyembuhan Yoh 91-7. Kisah-kisah ini, akhirnya mendorong Gereja sebagai Sakramen Kristus menetapkan ketujuh sakramen sebagai buah nyata kehadiran Kristus di tengah umat. Sakramen Pengurapan Orang Sakit lahir dari sebuah kepedulian umat beriman Kristiani terhadap sesama yang sedang sakit. Kepedulian ini pertama-tama diungkapkan melalui doa dan upaya penyembuhan. Rasul Yakobus bahkan menekankan demikian "Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan" Yak 514. Pernyataan Rasul Yakobus akhirnya dijadikan dasar biblis refleksi teologis dari pemberian Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Dua hal yang ditekankan dalam pernyataan Rasul Yakobus adalah kekuatan doa dan pengurapan melalui minyak demi kesembuhan orang sakit. Hal ini menunjukkan bahwa teologi yang dibangun dari pemberian Sakramen Pengurapan Orang Sakit adalah teologi kesembuhan - supaya orang sakit diselamatkan dan Tuhan membangunkannya Yak 515. PerbandinganPerbandingan ritus dan perubahan teologi mengenai Sakramen Pengurapan Orang Sakit dapat diketahui dari praenotanda. Perubahan justru terlihat dari perbandingan indeks masing-masing periode, yakni antara periode pra-Konsili Vatikan II Rituale Romanum 1925 dan periode pasca Konsili Vatikan II Rituale Romanum 1975. Pembaruan terjadi baik dalam ritus maupun teologi yang dibangun. Pada pra-Konsili Vatikan II, konsep teologi yang hendak dicapai adalah teologi keselamatan, yakni agar si sakit dapat memperoleh keselamatan ketika meninggal. 1 2 Lihat Humaniora Selengkapnya
.

gambar sakramen pengurapan orang sakit